Pendahuluan
Pengembangan perangkat lunak (juga disebut pengembangan aplikasi, desain perangkat lunak, merancang perangkat lunak, pengembangan aplikasi perangkat lunak, pengembangan aplikasi perusahaan, atau pengembangan platform) adalah pengembangan suatu produk perangkat lunak. Istilah "pengembangan perangkat lunak" bisa dipakai untuk menyebut aktivitas pemrograman komputer, yaitu proses menulis dan mengelola kode sumber, namun dalam artian luas istilah ini mencakup semua hal yang terlibat antara penciptaan perangkat lunak yang diinginkan melalui pewujudan akhir perangkat lunak, idealnya dalam proses yang terencana dan terstruktur. Karena itu, pengembangan perangkat lunak bisa mencakup penelitian, pengembangan baru, purwarupa, modifikasi, pemakaian kembali, rekayasa ulang, pengelolaan, atau aktivitas lain yang menghasilkan produk perangkat lunak.
Pengembangan perangkat lunak (juga disebut pengembangan aplikasi, desain perangkat lunak, merancang perangkat lunak, pengembangan aplikasi perangkat lunak, pengembangan aplikasi perusahaan, atau pengembangan platform) adalah pengembangan suatu produk perangkat lunak. Istilah "pengembangan perangkat lunak" bisa dipakai untuk menyebut aktivitas pemrograman komputer, yaitu proses menulis dan mengelola kode sumber, namun dalam artian luas istilah ini mencakup semua hal yang terlibat antara penciptaan perangkat lunak yang diinginkan melalui pewujudan akhir perangkat lunak, idealnya dalam proses yang terencana dan terstruktur. Karena itu, pengembangan perangkat lunak bisa mencakup penelitian, pengembangan baru, purwarupa, modifikasi, pemakaian kembali, rekayasa ulang, pengelolaan, atau aktivitas lain yang menghasilkan produk perangkat lunak.
Perangkat lunak bisa dikembangkan untuk berbagai tujuan, tiga tujuan paling
umum adalah memenuhi kebutuhan klien/bisnis tertentu (perangkat lunak kustom),
memenuhi persepsi kebutuhan sejumlah pengguna potensial (perangkat
lunak komersial dan terbuka),
atau memenuhi kebutuhan pribadi (misalnya seorang ilmuwan menulis perangkat
lunak untuk mengotomasikan sebuah tugas yang rumit). Pengembangan perangkat lunak tertanam adalah pengembangan perangkat
lunak tertanam seperti yang dipakai untuk mengontrol produk
konsumen, membutuhkan proses pengembangan yang terintegrasikan dengan
pengembangan produk fisik yang dikontrol.
Perlunya pengawasan kualitas yang
lebih baik pada proses pengembangan perangkat lunak menciptakan disiplin teknik perangkat lunak,
yang bertujuan menerapkan pendekatan sistematis yang tercantum dalam paradigma teknik hingga
proses pengembangan perangkat lunak.
Model Prototyping pada Rekayasa Perangkat Lunak
Sebuah prototipe adalah bagian dari produk yang mengekspresikan logika maupun fisik antarmuka eksternal yang ditampilkan. Konsumen potensial menggunakan prototipe dan menyediakan masukan untuk tim pengembang sebelum pengembangan skal besar dimulai. Melihat dan mempercayai menjadi hal yang diharapkan untuk dicapai dalam prototipe. Dengan menggunakan pendekatan ini, konsumen dan tim pengembang dapat mengklarifikasi kebutuhan dan interpretasi mereka.
Prototyping perangkat lunak (software
prototyping) atau siklus hidup menggunakan protoyping (life cycle using
prototyping) adalah salah satu metode siklus hidup sistem yang didasarkan pada
konsep model bekerja (working model). Tujuannya adalah mengembangkan model menjadi
sistem final. Artinya sistem akan dikembangkan lebih cepat dari pada metode
tradisional dan biayanya menjadi lebih rendah. Ada banyak cara untuk
memprotoyping, begitu pula dengan penggunaannya. Ciri khas dari metodologi ini adalah
pengembang sistem (system developer), klien, dan pengguna dapat melihat dan
melakukan eksperimen dengan bagian dari sistem komputer dari sejak awal proses
pengembangan.
Dengan prototype yang terbuka, model sebuah sistem (atau bagiannya)
dikembangkan secara cepat dan dipoles dalam diskusi yang berkali-kali dengan
klien. Model tersebut menunjukkan kepada klien apa yang akan dilakukan oleh
sistem, namun tidak didukung oleh rancangan desain struktur yang mendetil. Pada
saat perancang dan klien melakukan percobaan dengan berbagai ide pada suatu
model dan setuju dengan desain final, rancangan yang sesungguhnya dibuat tepat
seperti model dengan kualitas yang lebih bagus.
Protoyping membantu dalam menemukan kebutuhan di tahap awal
pengembangan,terutama jika klien tidak yakin dimana masalah berasal. Selain itu
protoyping juga berguna sebagai alat untuk mendesain dan memperbaiki user
interface – bagaimana sistem akan terlihat oleh orang-orang yang
menggunakannya.
Salah satu hal terpenting mengenai metodologi ini, cepat atau lambat akan
disingkirkan dan hanya digunakan untuk tujuan dokumentasi. Kelemahannya adalah
metode ini tidak memiliki analisa dan rancangan yang mendalam yang merupakan
hal penting bagi sistem yang sudah kokoh, terpercaya dan bisa dikelola. Jika
seorang pengembang memutuskan untuk membangun jenis prototipe ini, penting
untuk memutuskan kapan dan bagaimana ia akan disingkirkan dan selanjutnya
menjamin bahwa hal tersebut telah diselesaikan tepat pada waktunya.
Tahapan-Tahapan Prototyping dan Kelebihannya
Tahapan-tahapan dalam Prototyping adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan kebutuhan
Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format seluruh
perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan
dibuat.
2. Membangun prototyping
Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang
berfokus pada penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan
format output).
3. Evaluasi protoptyping
Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun sudah sesuai dengan keinginann pelanggan. Jika sudah sesuai
maka langkah 4 akan diambil. Jika tidak prototyping direvisi dengan mengulang langkah 1, 2 , dan 3.
4. Mengkodekan sistem
Dalam tahap ini prototyping yang sudah di sepakati diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai.
5. Menguji sistem
Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, harus dites dahulu sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan White Box, Black Box, Basis Path, pengujian arsitektur dan
lain-lain.
6. Evaluasi Sistem
Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai
dengan yang diharapkan. Jika ya, langkah 7 dilakukan; jika tidak, ulangi langkah 4 dan 5.
7. Menggunakan sistem
Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk
digunakan.
Model pengembangan ini (Prototyping Model) memiliki beberapa kelebihan, diantaranya :
- Adanya komunikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan
- Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pelanggan
- Pelanggan berperan aktif dalam pengembangan system
- Lebih menghemat waktu dalam pengembangan system
- Penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang diharapkannya
- membuat klien mendapat gambaran awal dari prototype
- Membantu mendapatkan kebutuhan detil lebih baik
Metode prototyping sebagai suatu paradigma baru dalam pengembangan sistem informasi manajemen, tidak hanya sekedar suatu efolusi dari metode pengembangan sistem informasi yang sudah ada, tetapi sekaligus merupakan refolusi dalam pengembangan sistem informasi manajemen. Metode ini dikjatakan refolusi karena merubah proses pengembangan sistem informasi yang lama (SDLC).
Menurut literatur, yang dimaksud dengan prototipe (prototype) adalah ”model pertama”, yang sering digunakan oleh perusahaan industri yang memproduksi barang secara masa. Tetapi dalam kaitannya dengan sistem informasi definisi kedua dari Webster yang menyebutkan bahwa ”prototype is an individual that exhibits the essential peatures of later type”, yang bila diaplikasikan dalam pengembangan sistem informasi manajemen dapat berarti bahwa Prototipe tersebut adalah sistem informasi yang menggambarkan hal-hal penting dari sistem informasi yang akan datang. Prototipe sistem informasi bukanlah merupakan sesuatu yang lengkap, tetapi sesuatu yang harus dimodifikasi kembali, dikembangkan, ditambahkan atau digabungkan dengan sistem informasi yang lain bila perlu.
Dalam beberapa hal pengembangan software berbeda dengan produk-produk manufaktur, setiap tahap atau fase pengembangan sistem informasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh proses yang harus dilakukan. Proses ini umumnya hanya untuk satu produk dan karakteristik dari produk tersebut tidak dapat ditentukan secara pasti seperti produk manufaktur, sehingga penggunaan ”model pertama” bagi pengembangan software tidaklah tepat. Istilah prototyping dalam hubungannya dengan pengembangan software sistem informasi manajemen lebih merupakan suatu proses bukan prototipe sebagai suatu produk.
Sebagai contoh, pembuat mobil dapat mengembangkan sebuah purwarupa yang dapat digunakan dalam lintasan pengujuan khusus dan kemudian ditampilkan dalam showroom. Informasi yang diperoleh dari perlakuan seperti itu dapat digunakan untuk meningkatkan desain sebelum implementasi/produksi dilakukan secara massal.
Ada empat langkah yang menjadi karakteristik metode prototyping yaitu :
1. Pemilahan Fungsi
Mengacu pada pemilahan fungsi yang harus ditampilkan oelh prototyping. Pemilahan harus selalu dilakukan berdasarkan pada tugas-tugas yang relevan yang sesuai dengan contoh kasus yang akan dipergakan.
2. Penyusunan Sistem InformasiBertujuan untuk memenuhi permintaan akan tersedianya prototype
3. Evaluasi
4. Penggunaan Selanjutnya
Referensi :
- http://www.scribd.com/doc/51770273/Model-Prototype-dalam-Rekayasa-Perangkat-Lunak
- http://id.wikipedia.org/wiki/Pengembangan_perangkat_lunak
- http://www.scribd.com/doc/58298607/Pengertian-Prototype
- http://zacha.blog.ugm.ac.id/2011/03/09/prototyping-model/
- http://www.willysaef.com/2011/10/29/memahami-fase-pengembangan-perangkat-lunak/
ini menurut siapa yah?
BalasHapus